ELEMEN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
ELEMEN-ELEMEN DALAM DKV
Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah elemen tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan. Tidak banyak desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini, tetapi kebanyakan mempunyai kemampuan untuk bervisualisasi.
Seorang desainer komunikasi visual harus mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak dapat mengambil sebuah foto tentang kejadian tertentu, maka ia harus tahu fotografer mana yang mampu, bagaimana mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih hasil akhir yang baik untuk di produksi. Ia juga harus dapat membeli dan menggunakan ilustrasi secara efektif, dan seterusnya.
Berikut Beberapa Elemen - Elemen Dalam DKV
a. Desain dan Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari. Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf.
Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detail. Sedangkan seorang desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru. Saat ini, banyak diantara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu gambar atau image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju.
Dewasa ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan fotografi, tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam Desain Komunikasi Visual. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan pentingnya elemen tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri. Contohnya bila kita melihat brosur sebuah tempat peristirahatan (resor), tentunya kita akan melihat banyak foto yang menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat tersebut yang membuat kita tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi bila dalam brosur tersebut digunakan jenis huruf yang serius atau resmi (contohnya jenis huruf Times), maka kesan santai, relax dan nyaman tidak akan ‘terbaca’ dalam brosur tersebut.
b. Desain dan Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari. Dewasa ini peranan simbol sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata.
Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan bahasa yang sama. Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol. Bentuk yang lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan itu. Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan dan image yang hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.
c. Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi. ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat. Saat ini ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif.
d. Desain dan Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.
Kriteria seorang fotografer yang dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat “bercerita” dan menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta mempunyai keahlian untuk bervisualisasi. Selain elemen-elemen ini, seorang desainer perlu mengerti tentang konsep dasar pemasaran dan hubungannya dengan visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan rapi dan tepat. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills) untuk menghadapi klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
Fungsi dan Tujuan Desain Komunikasi Visual
1. Agar memahami cara pengolahan unsur desain serta bisa mengetahui prinsip-prinsip desain guna menghasilkan karya visual yang lebih baik. Tahap paling pertama tentu saja adalah pemahaman terhadap setiap prinsip desain komunikasi visual [DKV] itu sendiri. Pemahaman prinsip ini pada akhirnya menjembatani pengolahan setiap unsur-unsur yang ada terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Di sekolah atau kelas desain, pengertian semacam ini biasanya disampaikan dalam bentuk teori dan pengelolaannya dikembalikan sama kreativitas masing-masing individu.
2. Bisa memahami sejarah, proses dan pembuatan karya. Soal ini sudah saya singgung dibagian atas dimana sejarah DKV itu tak jauh-jauh amat sama sejarah desain grafis yang sudah saya tautkan di paragraf sebelumnya. Intinya, salah satu fungsi dan tujuan DKV adalah untuk mengerti sejarah desain komunikasi dan perannya dalam kehidupan manusia, dulu dan kini. Dengan memahami sejarah, anda bisa tahu alur dan proses pembuatan desain yang dimulai dari proses merancang sketsa, membuat karya, mewarnai sampai tahap finishing. Begitupula dengan distribusi alat yang digunakan mulai dari tanah berwarna, kapur, tinta sampai peralatan digital seperti komputer atau Tab. Pada akhirnya, semua ini akan kembali ke pemahaman atas konsep desain itu sendiri agar arah visualisasinya jelas.
3. Meningkatkan ketrampilan. Fokus utama DKV ada pada kemampuan menggambar, membuat ilustrasi, membuat karya fotografi yang bagus termasuk didalamnya videografi, sinematografi, tipografi, desain web dan seterusnya. Keahlian desain komunikasi yang saya maksud disini lebih mengarah pada kemampuan pada satu bidang spesifik termasuk penggunaan alat-alat penunjang pekerjaan. Dengan kata lain, anda paham alur, prinsip dan fungsi satu bidang DKV yang, mungkin saja, outputnya akan terlihat pada beberapa bidang keahlian seperti: Keahlian membuat kalender digital, Keahlian buat desain mug, Keahlian buat branding kaos dan kamera, Keahlian buat spanduk untuk iklan, termasuk poster, brosur, banner dan billboard, Kemampuan buat desain logo dan identitas visual, Kemampuan buat gambar vektor.
4. Memahami alur dan proses pengkomunikasian desain. Salah satu aspek paling sulit saat ingin mempelajari atau mengaplikasikan ilmu DKV adalah bagaimana mengkomunikasikan desain itu secara sederhana. Disinilah benang merah atau kunci agar desain yang anda buat itu sesuai dengan tujuan pembuatan, mudah dimengerti atau pesannya mampu ditangkap orang lain.
5. Punya kerangka berpikir yang jelas. Kerangka berpikir adalah mindset atau pola pikir sebagai desainer. Ini basic sekali, mengingat, anda dituntut untuk terus melahirkan karya-karya baru. Jadi, harus punya design thinking yang revelan sehingga bisa menelurkan inovasi-inovasi baru dan tidak sekedar buat desain saja tapi mampu melihat sisi seni dan ekonomi dibaliknya. Intinya, dibutuhkan sosialisasi nyata para desainer agar kerangka berpikir itu semakin kuat dan nyata.
6. Untuk bisa meniti karir dibidang desain. Paling terakhir adalah mengaplikasikan seluruh kemampuan dan pembelajaran yang didapatkan ke dunia kerja, apakah sebagai karyawan yang kerja di satu agensi atau punya usaha sendiri. Setiap profesi tersebut punya tantangan-tantangan sendiri yang harus dihadapi. Jadi pastikan mental anda sudah siap sebelum benar-benar terjun ke bidang ini.
Referensi
Simple Studio Online,"Arti bentuk dalam desain". https://www.google.com/amp/s/simplestudio.wordpress.com/2012/12/26/arti-bentuk-dalam-desain/amp/